JIMAT USTADZ YANG BIJAK
By MR SS
Alkisah ada seorang pedagang yang dagangannya tidak
laku-laku. Sementara dia melihat pedangang lain disekitarnya tidak demikian. Padahal
dia sudah memakai banyak jimat penglaris yang dia dapat dari beberapa dukun. Dia
menyimpulkan bahwa dukun-dukun itu tidak hebat.
“Kayaknya aku harus minta jimat pada ustadz nih. Ustadz kan
orang alim, tentu jimat dari ustadz pasti lebih hebat,” pikirnya.
Kemudian dia mendatangi seorang ustadz.
“Assalamu’alaikum, ustadz!” teriaknya dari luar rumah sang
ustadz.
“Wa alaikum salaam warohmatullaahi wabarokaatuh. Silahkan
masuk,” jawab sang ustadz.
Si pedagang menceritakan keadaan yang sedang dia hadapi, dan
apa tujuannya datang.
“Begitulah ustadz, saya mau minta bantuan pada ustadz. Berilah
saya jimat agar dagangan saya laris kembali, ustadz.” Katanya sambil memelas.
“Astaghfirullaahal’adziim!,” seru ustadz itu, “Saudaraku,
jimat itu sesat. Hukumnya syirik, dan syirik adalah dosa yang tidak diampuni
Allah. Jadi, sebaiknya, ....”
“Ustadz,” potong pedagang tersebut, “Saya kemari tidak minta
ceramah. Saya datang minta bantuan ustadz, kalau ustadz tidak bisa bantu, tidak
apa-apa. Saya pergi dulu. Saya bisa cari ustadz yang lain.” Dia langsung pergi
tanpa mengucapkan salam.
Kemudian dia mendatangi ustadz yang lain. Dia menceritakan
cerita yang sama ditambah lagi dengan apa yang terjadi dirumah ustadz pertama
tadi.
“Itulah ustadz, bukannya ngasih jimat, eh malah ceramahin
saya. Nah, ustadz bisa bantu saya kan?”
“Bisa, insya Allah,” jawab ustadz tersebut. “Ambil ini,” katanya
sambil memberikan selembar kertas yang sudah dilipat kecil-kecil dan dibungkus
dengan plastik.
“Oh terima kasih ustadz,” dia menerima kertas itu dengan
wajah berseri-seri. “Ada syarat dan pantangannya ustadz?”
“Tentu saja. Pantangannya tidak boleh bohong, syaratnya anda
harus sholat lima waktu. Tidak boleh tinggal satu kalipun. Satu minggu lagi
anda kembali kesini. Anda paham?”
“Mudah itu ustadz. Jangan khawatir. Saya tidak akan
berbohong lagi, he he biasanya emang sering sih ustadz. Dan, saya akan sholat
terus. Saya janji, minggu depan saya datang lagi,” jelasnya.
Satu minggu kemudian si pedagang datang lagi ke rumah sang
ustadz.
“Alhamdulillah, ustadz, dagangan saya sudah mulai laris
lagi. Waduh, jimat ustadz emang sakti,” kata dengan bersemangat.
“Berarti anda tidak bohong lagi dan sholat lima waktunya
tidak ada yang tinggal?” Tanya sang ustadz.
“Tentu saja ustadz. Kan itu syarat dan pantangannya,”
jawabnya. “Apa lagi yang harus saya lakukan, ustadz?”
“Perbanyak sholat sunat, terutama sholat Dhuha. Cari buku
cara melaksanakannya. Minggu depan anda kembali kesini.”
Tiap kali datang sang ustadz menyuruh pedagang tersebut untuk
melaksanakan ibadah-ibadah yang seharusnya dilakuan seperti bersedekah, puasa
sunat, membaca Qur’an, dan lain-lain. Pedagang itu selalu patuh terhadap apa
yang disuruh sang ustadz.
Suatu kali si pedagang itubertanya kepada ustadz tersebut.
“Ngomong-ngomong ustadz, kayaknya jimat yang ustadz kemarin
gak ada gunanya ya?”
“Anda benar, dan anda sudah sadar berarti. Rezeki yang anda dapatkan merupakan hasil dari
ibadah-ibadah yang anda lakukan. Silahkan
buka kertas kemarin. Tidak ada tulisan apa-apa. Itu hanya akal-akalan saya
saja. Sesungguhnya apa yang dikatakan ustadz yang dulu itu benar; memakai jimat
itu syirik. Jika seseorang meninggal dalam keadaan syirik, maka dia akan kekal
di neraka. Nah, sekarang yang perlu anda lakukan adalah merubah niat ibadah
anda, bukan karena syarat ataupun pantangan jimat, tapi karena Allah SWT.”
Ustadz tersebut menjelaskan. (Wallahu
alam bisawab).