Kamis, 23 April 2015

JIMAT USTADZ YANG BIJAK



JIMAT USTADZ YANG BIJAK
By MR SS
Alkisah ada seorang pedagang yang dagangannya tidak laku-laku. Sementara dia melihat pedangang lain disekitarnya tidak demikian. Padahal dia sudah memakai banyak jimat penglaris yang dia dapat dari beberapa dukun. Dia menyimpulkan bahwa dukun-dukun itu tidak hebat.
“Kayaknya aku harus minta jimat pada ustadz nih. Ustadz kan orang alim, tentu jimat dari ustadz pasti lebih hebat,” pikirnya.
Kemudian dia mendatangi seorang ustadz.
“Assalamu’alaikum, ustadz!” teriaknya dari luar rumah sang ustadz.
“Wa alaikum salaam warohmatullaahi wabarokaatuh. Silahkan masuk,” jawab sang ustadz.
Si pedagang menceritakan keadaan yang sedang dia hadapi, dan apa tujuannya datang.
“Begitulah ustadz, saya mau minta bantuan pada ustadz. Berilah saya jimat agar dagangan saya laris kembali, ustadz.” Katanya sambil memelas.
“Astaghfirullaahal’adziim!,” seru ustadz itu, “Saudaraku, jimat itu sesat. Hukumnya syirik, dan syirik adalah dosa yang tidak diampuni Allah. Jadi, sebaiknya, ....”
“Ustadz,” potong pedagang tersebut, “Saya kemari tidak minta ceramah. Saya datang minta bantuan ustadz, kalau ustadz tidak bisa bantu, tidak apa-apa. Saya pergi dulu. Saya bisa cari ustadz yang lain.” Dia langsung pergi tanpa mengucapkan salam.
Kemudian dia mendatangi ustadz yang lain. Dia menceritakan cerita yang sama ditambah lagi dengan apa yang terjadi dirumah ustadz pertama tadi.
“Itulah ustadz, bukannya ngasih jimat, eh malah ceramahin saya. Nah, ustadz bisa bantu saya kan?”
“Bisa, insya Allah,” jawab ustadz tersebut. “Ambil ini,” katanya sambil memberikan selembar kertas yang sudah dilipat kecil-kecil dan dibungkus dengan plastik.
“Oh terima kasih ustadz,” dia menerima kertas itu dengan wajah berseri-seri. “Ada syarat dan pantangannya ustadz?”
“Tentu saja. Pantangannya tidak boleh bohong, syaratnya anda harus sholat lima waktu. Tidak boleh tinggal satu kalipun. Satu minggu lagi anda kembali kesini. Anda paham?”
“Mudah itu ustadz. Jangan khawatir. Saya tidak akan berbohong lagi, he he biasanya emang sering sih ustadz. Dan, saya akan sholat terus. Saya janji, minggu depan saya datang lagi,” jelasnya.
Satu minggu kemudian si pedagang datang lagi ke rumah sang ustadz.
“Alhamdulillah, ustadz, dagangan saya sudah mulai laris lagi. Waduh, jimat ustadz emang sakti,” kata dengan bersemangat.
“Berarti anda tidak bohong lagi dan sholat lima waktunya tidak ada yang tinggal?” Tanya sang ustadz.
“Tentu saja ustadz. Kan itu syarat dan pantangannya,” jawabnya. “Apa lagi yang harus saya lakukan, ustadz?”
“Perbanyak sholat sunat, terutama sholat Dhuha. Cari buku cara melaksanakannya. Minggu depan anda kembali kesini.”
Tiap kali datang sang ustadz menyuruh pedagang tersebut untuk melaksanakan ibadah-ibadah yang seharusnya dilakuan seperti bersedekah, puasa sunat, membaca Qur’an, dan lain-lain. Pedagang itu selalu patuh terhadap apa yang disuruh sang ustadz.
Suatu kali si pedagang itubertanya kepada ustadz tersebut.
“Ngomong-ngomong ustadz, kayaknya jimat yang ustadz kemarin gak ada gunanya ya?”
“Anda benar, dan anda sudah sadar berarti.  Rezeki yang anda dapatkan merupakan hasil dari ibadah-ibadah yang anda lakukan.  Silahkan buka kertas kemarin. Tidak ada tulisan apa-apa. Itu hanya akal-akalan saya saja. Sesungguhnya apa yang dikatakan ustadz yang dulu itu benar; memakai jimat itu syirik. Jika seseorang meninggal dalam keadaan syirik, maka dia akan kekal di neraka. Nah, sekarang yang perlu anda lakukan adalah merubah niat ibadah anda, bukan karena syarat ataupun pantangan jimat, tapi karena Allah SWT.” Ustadz tersebut menjelaskan. (Wallahu alam bisawab).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar